Postingan

slice of life #2

semua orang berhak untuk punya mimpi, bukan? lalu mengapa tidak dengan aku? kemana aku harus menuntut hak ku yang satu ini? apakah ada lembaga penjamin hak untuk bermimpi? mengapa pagar pagar di sekelilingku rasanya kian meninggi? aku harus apa? rasanya ini semua selaras dengan pertimbangan antara rasio antara kehidupan milik sendiri dan investasi orang tua. mengapa mereka semua selalu saja bertentangan? mereka berkata bahwa aku boleh bermimpi, lalu saat mengutarakan impian, mengapa nadanya jadi naik beberapa oktaf dan menyebut nyebut "pekerjaan terhormat"? apakah semua orang merasakan ini? apakah ini sesuatu yang wajar? terkadang keadaan yang seperti ini membuat pertanyaan pertanyaan irasional lebih sering bermunculan di kepala. seperti, mengapa diciptakan sebuah mimpi jika aku saja tidak diperbolehkan untuk meraih atau bahkan sekadar mencicipinya? mengapa yang ini boleh dan yang ini tidak boleh? mengapa larangan larangan itu hanya untuk sebagian golongan saja?  kalimat kali...

slice of life

 "ga boleh gitu, kamu juga pasti bakal minta tolong sama dia" sejak pertama kali kalimat itu terucap, aku dengan kesadaran penuh bertekad untuk tidak akan meminta tolong untuk hal sekecil apapun kepada dia. aku, akan berdiri di kakiku sendiri, akan mengusahakan semuanya dengan kekuatanku sendiri.

love doesn’t come with undo button (bagian 2)

at first, I call it love   mari menyerah pada segala ketidakmungkinan takdir yang ada. Beberapa hari ini situasi pekerjaanku sedang tidak baik-baik saja. Everything is cruel, I’m at my lowest. Di situasi seperti ini, biasanya hanya es krim rasa coklat yang bisa membantuku meredam isi kepala. Baiklah, keadaan ini tak bisa dibiarkan terlalu lama, pekerjaanku sudah terlalu banyak yang terhambat. Sore ini sepulang kerja aku mampir sebentar di salah satu kedai es krim di pertigaan jalan. Aku memesan eskrim rasa coklat, itu saja. Kali ini aku sedang tidak ingin menambahkan topping apapun ke dalam es krimku. Aku menyendoknya sedikit, lalu memejamkan mataku. Perpaduan rasa manis dan pahit ini sedikit kurang pas, ada salah satunya lebih mendominasi. Tentu saja karena ini bukan kedai es krim yang biasanya aku kunjungi. Rasanya aku ingin kembali ke tempat tinggalku kemarin. Tidak, mungkin aku hanya ingin pergi ke kedai es krim coklatnya saja. Walaupun begitu, es krim ini sedikit menolongk...

sometimes, love isn't enough (bagian 1)

at first, I call it love   mari menyerah pada segala ketidakmungkinan takdir yang ada. Ada banyak sekali kemungkinan yang akan terjadi dengan hidup kita di dunia ini. Beberapa orang bilang bahwa tidak mungkin Tuhan mempertemukan kita dengan seseorang tanpa suatu alasan. Everything must be a reason. Mungkin kali ini aku tidak yakin akan menemui orang yang sepertimu lagi. Aku tidak pernah menduga sebelumnya, bahwa ternyata pertemuan singkat yang telah digariskan ini, membuatku mengingatmu dalam waktu yang lama. Yang jelas, aku merasa beruntung bisa bertemu dan mengenalnya. Dia, manusia pemilik senyuman tulus— yang bahkan senyumnya masih teringat dengan sangat jelas di kepalaku, pemilik suara dengan tone rendah yang menenangkan, dan pemilik banyak kelakuan menyenangkan lainnya. The butterfly effect he gave, semua yang berhubungan dengan dia rasanya sangat menyenangkan. And suddenly, every song was about you. I found you in every song I listen to. Meskipun tidak selamanya, aku senang...

apa kau tahu?

kau tau?  belakangan ini langit september selalu cerah, m engundang kedua ujung bibir sedikit terangkat kau tau? belakangan ini makhluk langit terlihat lebih laju terbangnya, i a seakan mengikuti dan menikmati alunan angin t ,  erbang jauh menyebarkan semburat tipis dan kau tau? belakangan ini gula terasa lebih manis, d an seluruh titik di rumah menjadi lebih hangat

merayakan kehilangan

Seorang gadis duduk sendirian di sudut kafe. Gadis yang sama dengan gadis yang selalu datang di kafe ini, dua bulan terakhir. Dengan bangku yang sama, di pojok sebelah kanan. Juga dengan pesanan yang selalu sama di depannya, es krim coklat dengan sedikit perisa mint porsi sedang. Mungkin bagi sebagian orang itu akan menjadi pilihan yang aneh, atau bahkan tidak cocok. Apalagi sebagai santapan saat bulan dengan musim seperti ini. Ia memandang jauh keluar, menerawang kaca di sebelahnya. Langit mendung menjadi teman gadis bermata teduh itu. Aku menyeduh kopi untuk pelanggan yang baru saja datang sambil terus menatap mata gadis itu. Ada sesuatu di matanya. Tatapannya terlihat sangat kosong, tetapi juga sangat teduh, seperti sejak pertama kali ia kemari. Setidaknya itulah yang sejauh ini Rinan perhatikan. Sebenarnya aku sangat Ingin untuk mendekat dan bertanya, apakah ia sedang menunggu seseorang? Atau malah menunggu sesuatu? |°•°•°| Hari ini hari Sabtu, 15 Maret. Hari dimana gadis bermata t...

my first step is in here

Gambar
Hi! I don't actually really love myself, but I try my best.  Kalimat pembuka yang menyebalkan— bahkan aku sendiri juga sebal, maaf. Hanya itu yang terlintas saat pertama kali blog ini dibuat. Kalian benar, aku sedang tidak baik baik saja saat menulis ini. tapi tenang, aku selalu bisa kembali menjadi aku kembali— mungkin 2 sampai 3 hari lagi. Sudah sering terjadi, dan, jujur cape. That's why I said that I don't actually really love myself. Ku pikir, sudah cukup basa-basinya, ya. Sekarang saatnya kalian tahu aku. Kenalin, ini aku, puput. Mahfudhoh, actually. Iya, hanya satu kata. Tapi bahkan aku ga tau kenapa bisa namaku dipanggil jadi puput. Aku benci yang namanya perkenalan. Bisa ga, sih, sesi kenalan itu otomatis tau gitu aja semua tentang data diri kita? Aku ga suka menjelaskan diriku, menjelaskan namaku. Berulang kali. Tapi aku suka bersosialisasi. Aneh, bukan? Bertolak belakang. Aku memang aneh. Gapapaa, aku juga ga suka sama aku— huhftt lagi lagi aku merasa sangat keci...